12 Sekolah dengan kelulusan 0%

Jakarta: Sebanyak 12 sekolah (91 siswa) mencatat kelulusan nol persen pada ujian nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah tahun ajaran 2010/2011. Sebaliknya, 40.218 sekolah (3.140.664 siswa) meraih kelulusan 100 persen. Hal itu dikatakan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh saat memberikan keterangan pers di Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta, Rabu (1/6).

Nuh menjelaskan, tingkat kelulusan ujian nasional SMP/Madrasah Tsanawiyah tahun ajaran 2010/2011 mencapai 99,45 persen. Dari sebanyak 3.660.803 peserta ujian nasional SMP/MTS, yang lulus sebanyak 3.640.569, sedangkan yang tidak lulus 20.234 atau 0,55 peserta. Tingkat kelulusan ini naik ketimbang periode lalu.

Angka kelulusan ujian nasional 2010 gabungan ujian utama dan ujian ulang sebanyak 99,42 persen. "Ada kenaikan 0,03 persen," kata Nuh. Saat menyampaikan data hasil kelulusan ujian nasional dan distribusinya, Mendiknas menyebutkan, data awal menunjukkan bahwa yang mendaftar ujian nasional sebanyak 3.714.216 peserta, tetapi dalam perjalanan, sekolah yang memasukkan nilai sekolah sebanyak 3.677.531 (99,01 persen).

"Ada 36.685 sekolah tidak memberikan nilai. Bisa jadi (karena) do (drop out) atau tidak ikut atau apa saja alasannya sekolah tidak memberikan nilainya," katanya.

Mendiknas menyebutkan, dari sebanyak 3.677.531 siswa yang dimasukkan nilai siswanya ada 16.728 siswa yang tidak mengikuti ujian nasional. Provinsi yang paling banyak tidak lulus dari sisi persentase adalah Kalimantan Barat 6,15 persen dari 60.518 peserta, sedangkan paling banyak lulus adalah DKI Jakarta 0,01 persen dari 134.061 peserta.

Nuh menyebutkan, jumlah peserta tidak lulus paling banyak adalah Provinsi Jawa Tengah sebanyak 4.823 siswa dari 505.393 peserta. Rerata nilai akhir siswa secara nasional 7,56, paling tinggi dicapai Provinsi Bali, yaitu 8,11 dan paling rendah Kalimantan Barat 6,71. Mendiknas juga menyampaikan distribusi nilai akhir tiap mata pelajaran.

Disebutkannya, nilai rerata mata pelajaran bahasa Indonesia adalah a 7,49, maksimum 9,90, dan minimum 0,80. Bahasa Inggris rerata 7,65, maksimum 10,00, dan minimum 0,80, sedangkan mata pelajaran IPA rerata 7,60 maksimum 10,00, dan minimum 1,00. "Kalau dibuat rata-rata bahasa Indonesia termasuk paling rendah," kata Mendiknas.(Ant/DOR).

Sumber: http://www.metrotvnews.com di Sosbud / Rabu, 1 Juni 2011 16:15 WIB



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...