Carlos DeLuna, Di Hukum Suntik Mati Atas Kesalahan Yang Tak Pernah Di Lakukannya



DeLuna, seorang pria miskin Latino di Texas, Amerika Serikat (AS), dihukum karena dituduh telah membunuh Wanda Lopez, seorang ibu 24 tahun yang ditikam sampai mati pada tahun 1983 saat bekerja di sebagai seorang kasir di sebuah pom bensin tempatnya bekerja di Corpus Christi, Texas. Adalah Carlos DeLuna, pria 27 tahun yang dihukum suntik mati atas kesalahan yang tak pernah dilakukannya. Penyebab dituduhnya hanyalah karena DeLuna mempunyai nama depan yang sama dengan si pembunuh dan berada di dekat lokasi kejadian.

Pada saat kejadian, Lopez sempat menelepon polisi sebanyak dua kali untuk melindunginya dari seorang pria yang terlihat membawa pisau. Namun sebelum polisi sempat menolongnya, ajal telah lebih dahulu menjemputnya. Kevin Baker, seorang penjual mobil yang melihat aksi si pembunuh Lopez saat melarikan diri dari TKP memberikan kesaksian kepada polisi. Pria ini mengidentifikasi pelaku merupakan seorang pria keturunan Hispanik yang berlari menjauh dari pom bensin setelah melihat polisi. Berdasarkan kriteria yang diutarakan Baker, DeLuna memang mempunyai sedikit kemiripan dengan sipelaku. Tapi ternyata, setelah diselidiki tampaknya DeLuna dan sipelaku menurut Baker, bukanlah orang yang sama.

Pada keterangan Baker, si pelaku memiliki kumis serta mempunya rambut yang tumbuh dimuka, sedang pada saat itu DeLuna baru saja bercukur. Baker juga menjelaskan bahwa sipelaku mengenakan baju bewarna kemeja abu-abu, Baker saat itu tengah bertelanjang dada. Selain itu, saksi mata juga mengatakan bahwa pelaku kabur ke arah utara, sedangkan DeLuna ditangkap di wilayah timur.

Ketika polisi menemukan DeLuna, ia tengah berbaring setengah telanjang, tanpa sepatu dan bertelanjang dada, di bawah sebuah truk pickup. DeLuna sempat bersaksi bahwa ia berada di klub malam di seberang jalan dari TKP mencoba untuk menemukan perjalanan pulang ketika terdengar suara sirene polisi. Ia juga menjelaskan bahwa Ia tak pernah membunuh Lopez.

Memang pada saat itu DeLuna terlihat panik, namun Ia menjelaskan bahwa kepanikannya adalah karena dia sedang dalam hukuman percobaan dan baru selesai minum-minum alkohol. DeLuna juga mengakui dirinya melihat pelaku sebenarnya, Carlos Hernandez masuk ke area pom bensin. Menurut laporan CHRLR, dua dekade setelah pembunuhan itu, Baker menjelaskan kepada detektif bahwa ia hanya yakin 70 persen kalau sipembunuh itu benar DeLuna. Bahkan keluarga dan teman-teman merasa sulit menemui perbedaan antara gambar DeLuna dan foto-foto Hernandez.

Dari waktu ia ditangkap untuk eksekusi berikutnya pada tahun 1989, DeLuna berkeras dirinya tak bersalah. DeLuna terus berujar kepada pengacaranya, Famil dan kepada media bahwa pelakunya bukanlah dia melainkan Carloz Hernandez. Namun tampaknya polisi dan pengadilan mengabaikan bukti-bukti yang dijelaskan DeLuna dah bahkan pihak polisi menuduh pernyataan DeLuna tersebut hanyalah untuk membela diri. dan pada tahun 1989 akhirnya DeLuna disuntik mati.

Selang beberapa minggu setelah Lopez dibunuh, Eddie Garza, seorang detektif Corpus Christi, mendengar dari jaringan yang luas serta dari informan bahwa Carlos Hernandez bebas berkeliaran di jalan serta berhasil lolos walau sudah membunuh Wanda Lopez. Pada saat itu, Hernandez juga dicurigai telah menusuk wanita lain. Hernandez sendiri namanya telah sangat akrab di kepolisian mengingat sejumlah kriminal yang telah dilakukannya.

Masih ditahun yang sama, Hernandez akhirnya ditangkap dengan kasus yang sama. Dan sehari sebelum Ia meninggal, ia menjelaskan kepada polisi bahwa Ialah pembunuh Lopez sebenarnya. Fakta-fakta ini diungkap oleh James Liebman, seorang profesor hukum dari Sekolah Hukum Columbia. Liebman beserta 5 mahasiswanya sengaja menghabiskan waktu selama 5 tahun untuk meneliti dan menganalisis kasus yang disebut sebagai bukti kegagalan sistem hukum saat itu. Laporan yang diberi judul ‘Los Tocayos Carlos: Anatomy of a Wrongful Execution’, tersebut menguak fakta-fakta pada pembunuhan terhadap Wanda Lopez pada Februari 1983 silam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...