Jakarta, Dari tahun ke tahun, ukuran payudara wanita semakin besar. Bagi penampilan mungkin ini adalah hal yang baik. Tapi bagi kesehatan justru bisa berbahaya. Kecenderungan naiknya ukuran payudara ini diduga berkontribusi terhadap tingginya angka kanker payudara saat ini dan di masa mendatang.
"Payudara pada anak perempuan tumbuh semakin dini dibandingkan sebelumnya dalam sejarah. Artinya, kondisi biologis payudara berubah-ubah dan tidak menjadi lebih baik. Payudara wanita membesar seiring dengan ukuran lingkar pinggangnya," kata Florence William, penulis buku 'Breasts: A Natural and Unnatural History' seperti dilansir Daily Mail, Jumat (8/6/2012).
Di Amerika Serikat, ukuran bra rata-rata telah meningkat dari 34B menjadi 36C hanya dalam kurun waktu satu generasi. Perubahan ini dianggap mengkhawatirkan karena kenaikan berat badan berkaitan dengan peningkatan risiko kanker payudara selepas menopause.
Para gadis juga mencapai pubertas lebih dini dibandingkan sebelumnya. Faktor pubertas dini ini juga diketahui meningkatkan risiko kanker payudara. Menurut sebuah penelitian tahun 2010, sekitar 15 persen dari semua gadis di Amerika Serikat mulai tumbuh payudaranya sejak usia 7 tahun.
Jaringan payudara saat ini juga lebih rentan tercemar dan menyimpan berbagai jenis polutan. Bahan kimia seperti PCB dan merkuri disimpan dalam jaringan lemak dan pada perempuan cenderung berakhir di payudara serta ASI.
"Menyusui ternyata merupakan cara yang sangat efisien untuk mentransfer limbah industri masyarakat kita ke generasi berikutnya. Payudara kita menyerap polusi dan membawa beban kesalahan yang telah kita buat," kata William.
William juga pernah memeriksa sampel ASI-nya sendiri untuk dianalisis. Ternyata, ASI-nya mengandung perklorat, yaitu suatu zat dalam bahan bakar jet, serta bahan kimia penahan api pada tingkat 10 - 100 kali lebih tinggi dibandingkan wanita di Eropa.
Padahal selama ini menyusui anak dipercaya sangat bermanfaat bagi otak, tubuh dan sistem kekebalan tubuh bayi. Tapi racun industri banyak yang bertahan dalam tubuh wanita dan anak-anaknya selama bertahun-tahun. Jumlah tersebut cukup lama dan cukup banyak untuk diteruskan kepada generasi berikutnya.
Meskipun demikian, polutan tersebut sampai saat ini belum dapat dipastikan sebagai penyebab langsung kanker payudara atau gangguan kesehatan yang berkaitan dengan payudara. Namun kecenderungan naiknya kasus kanker payudara agaknya bisa dijadikan sebagai suatu tanda bahaya.
Angka kejadian kanker payudara meningkat 2 kali lipat sejak tahun 1940 dengan perbandingan 1 dari 8 wanita memiliki kanker payudara dalam hidupnya. Bukti bahwa payudara berkembang dan berubah sampai trimester terakhir kehamilan agaknya membantu menjelaskan mengapa payduara adalah organ yang rentan terhadap perubahan dari lingkungan.
"Tubuh kita erat dengan dunia di sekitar kita. Jika kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan polusi, hal ini akan mempengaruhi kesehatan kita," pungkas William.
(pah/ir)
"Payudara pada anak perempuan tumbuh semakin dini dibandingkan sebelumnya dalam sejarah. Artinya, kondisi biologis payudara berubah-ubah dan tidak menjadi lebih baik. Payudara wanita membesar seiring dengan ukuran lingkar pinggangnya," kata Florence William, penulis buku 'Breasts: A Natural and Unnatural History' seperti dilansir Daily Mail, Jumat (8/6/2012).
Di Amerika Serikat, ukuran bra rata-rata telah meningkat dari 34B menjadi 36C hanya dalam kurun waktu satu generasi. Perubahan ini dianggap mengkhawatirkan karena kenaikan berat badan berkaitan dengan peningkatan risiko kanker payudara selepas menopause.
Para gadis juga mencapai pubertas lebih dini dibandingkan sebelumnya. Faktor pubertas dini ini juga diketahui meningkatkan risiko kanker payudara. Menurut sebuah penelitian tahun 2010, sekitar 15 persen dari semua gadis di Amerika Serikat mulai tumbuh payudaranya sejak usia 7 tahun.
Jaringan payudara saat ini juga lebih rentan tercemar dan menyimpan berbagai jenis polutan. Bahan kimia seperti PCB dan merkuri disimpan dalam jaringan lemak dan pada perempuan cenderung berakhir di payudara serta ASI.
"Menyusui ternyata merupakan cara yang sangat efisien untuk mentransfer limbah industri masyarakat kita ke generasi berikutnya. Payudara kita menyerap polusi dan membawa beban kesalahan yang telah kita buat," kata William.
William juga pernah memeriksa sampel ASI-nya sendiri untuk dianalisis. Ternyata, ASI-nya mengandung perklorat, yaitu suatu zat dalam bahan bakar jet, serta bahan kimia penahan api pada tingkat 10 - 100 kali lebih tinggi dibandingkan wanita di Eropa.
Padahal selama ini menyusui anak dipercaya sangat bermanfaat bagi otak, tubuh dan sistem kekebalan tubuh bayi. Tapi racun industri banyak yang bertahan dalam tubuh wanita dan anak-anaknya selama bertahun-tahun. Jumlah tersebut cukup lama dan cukup banyak untuk diteruskan kepada generasi berikutnya.
Meskipun demikian, polutan tersebut sampai saat ini belum dapat dipastikan sebagai penyebab langsung kanker payudara atau gangguan kesehatan yang berkaitan dengan payudara. Namun kecenderungan naiknya kasus kanker payudara agaknya bisa dijadikan sebagai suatu tanda bahaya.
Angka kejadian kanker payudara meningkat 2 kali lipat sejak tahun 1940 dengan perbandingan 1 dari 8 wanita memiliki kanker payudara dalam hidupnya. Bukti bahwa payudara berkembang dan berubah sampai trimester terakhir kehamilan agaknya membantu menjelaskan mengapa payduara adalah organ yang rentan terhadap perubahan dari lingkungan.
"Tubuh kita erat dengan dunia di sekitar kita. Jika kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan polusi, hal ini akan mempengaruhi kesehatan kita," pungkas William.
(pah/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar