Peluncuran sistem operasi BB10 menjadi momentum
Dunia teknologi adalah alam yang kejam. Hari ini Anda menjadi raja, besok Anda hanya sampah yang tercecer di pinggir jalan. Konsumen di dunia ini sangat cair, mudah kepincut pada produk dan layanan yang kinclong dan segar.
Demikian yang terjadi dengan BlackBerry, ponsel andalan Research In Motion yang pernah berjaya beberapa tahun silam. Smartphone yang pernah menjadikan Presiden Barack Obama sebagai ikon itu kini justru terpuruk, kalah bersaing dari Apple dan Samsung.
Tetapi setelah RIM, Selasa (1/5), meluncurkan sistem operasi BB10, yang dipastikan akan hadir akhir tahun ini, dalam konfrensi tahunan dengan developer di Florida, AS tampaknya asa produsen gadget asal Kanada itu belum habis.
Forbes menulis setidaknya terdapat lima alasan untuk percaya bahwa RIM belum tamat:
1. BB10 adalah amunisi baru BlackBerry untuk bersaing dengan Apple dan Androidm, setelah melakukan blunder dengan sejumlah produk seperti tablet PlayBook yang tidak laris di pasaran dan gangguan pada layanan emailnya di sejumlah negara Oktober tahun lalu.
2. Dengan kedatangan CEO baru, Thorsten Heins, RIM akan mendapat penyegaran dalam budaya kerja korporatnya. Selama bertahun-tahun di bawah Mike Lazaridis and Jim Balsillie yang terkenal dominan, gagasan baru sulit lahir dan berkembang.
3. RIM akan kembali meraih kejayaan masa silamnya jika memboyong pakar-pakar marketing yang baru, karena selama bertahun-tahun perusahaan itu terus berada di bawah bayang-bayang romantisme masa lalu, bahwa mereka adalah produsen smartphone terkemuka. Belajarlah dari Apple.
4. Peluncuran handset bersistem operasi BB10 juga akan membawa perbedaan dalam garis nasib RIM, karena konsumen telah kehilangan selera dengan smartphone dan tablet BlackBerry yang itu-itu saja, sementara banyak tawaran lebih baik dari luar. Jadi jangan tunggu lebih lama lagi untuk produk baru.
5. Berbeda dengan perusahaan teknologi lain yang juga terlilit hutang, RIM masih bergelimpangan dana segar. Jadi faktor ini akan memberikan kepercayaan diri pada manajemen untuk mengambil langkah tepat ke depan.
Dunia teknologi adalah alam yang kejam. Hari ini Anda menjadi raja, besok Anda hanya sampah yang tercecer di pinggir jalan. Konsumen di dunia ini sangat cair, mudah kepincut pada produk dan layanan yang kinclong dan segar.
Demikian yang terjadi dengan BlackBerry, ponsel andalan Research In Motion yang pernah berjaya beberapa tahun silam. Smartphone yang pernah menjadikan Presiden Barack Obama sebagai ikon itu kini justru terpuruk, kalah bersaing dari Apple dan Samsung.
Tetapi setelah RIM, Selasa (1/5), meluncurkan sistem operasi BB10, yang dipastikan akan hadir akhir tahun ini, dalam konfrensi tahunan dengan developer di Florida, AS tampaknya asa produsen gadget asal Kanada itu belum habis.
Forbes menulis setidaknya terdapat lima alasan untuk percaya bahwa RIM belum tamat:
1. BB10 adalah amunisi baru BlackBerry untuk bersaing dengan Apple dan Androidm, setelah melakukan blunder dengan sejumlah produk seperti tablet PlayBook yang tidak laris di pasaran dan gangguan pada layanan emailnya di sejumlah negara Oktober tahun lalu.
2. Dengan kedatangan CEO baru, Thorsten Heins, RIM akan mendapat penyegaran dalam budaya kerja korporatnya. Selama bertahun-tahun di bawah Mike Lazaridis and Jim Balsillie yang terkenal dominan, gagasan baru sulit lahir dan berkembang.
3. RIM akan kembali meraih kejayaan masa silamnya jika memboyong pakar-pakar marketing yang baru, karena selama bertahun-tahun perusahaan itu terus berada di bawah bayang-bayang romantisme masa lalu, bahwa mereka adalah produsen smartphone terkemuka. Belajarlah dari Apple.
4. Peluncuran handset bersistem operasi BB10 juga akan membawa perbedaan dalam garis nasib RIM, karena konsumen telah kehilangan selera dengan smartphone dan tablet BlackBerry yang itu-itu saja, sementara banyak tawaran lebih baik dari luar. Jadi jangan tunggu lebih lama lagi untuk produk baru.
5. Berbeda dengan perusahaan teknologi lain yang juga terlilit hutang, RIM masih bergelimpangan dana segar. Jadi faktor ini akan memberikan kepercayaan diri pada manajemen untuk mengambil langkah tepat ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar